Sebagian
besar perekonomian dunia bergantung pada keamanan pelayaran yang melerati
bagian laut Asia Tenggara yang biasa disebut Selat Malaka. Selat Malaka
menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dan berada diantara garis
pantai Thailand, di sisi lainnya ada Negara Malaysia dan Singapura, dan di sisi
lain ada Pulau Sumatera, Indonesia.
Perompakan
di Selat Malaka berkembang dengan pesat di dunia. Tidak hanya berdampak pada
bidang ekonomi suatu Negara tetapi perompakan ini berhubungan dengan terorisme
dan berpotensi untuk merusak lingkungan. Usaha untuk meningkatkan keamanan dari
masalah perompakan ini telah diatur dalam undang-undang yang telah diatur oleh
Negara-negara pesisir seperti Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.
Tetapi daripada hanya melakukan kegiatan sia-sia ini, lebih baik ada beberapa
pihak yang fokus pada perlindungan rezim melalui aspek luar dan dalam.
Membangun keterampilan angkatan laut lokal adalah solusi yang paling efektif
untuk mengakhiri masalah perompakan ini.
Perompakan
dan pencurian di laut telah mendarah daging selama bertahun-tahun di Selat
Malaka dimana letak geografi yang bermasalah memunculkan kesempatan untuk
melakukan perompakan. Apabila ditelaah lebih lanjut, kebanyakan dari perompakan
tersebut tidak dikualifikasikan sebagai
“pelanggaran hokum” menurut hokum internasional.
Sebagai
ketetapan hukum internasional dan karena Selat Malaka yang menyatu dengan
perbatasan dari Negara pesisir, sudah menjadi kewajiban untuk
Negara Singapura, Malaysia dan Indonesia untuk melindungi Selat Malaka.
Negara lain diperbolehkan untuk melindungi
Selat Malaka tetapi tidak diperbolehkan untuk ikut campur dalam
pengaturan perundang-undangan.
Ancaman
terorisme di Selat Malaka telah mencuri perhatian hukum internasional.
Ketidakstabilan politik dan konflik sosio-ekonomi di Asia Tenggara adalah salah
satu factor yang melandasi perompakan tersebut. Tetapi tidak ada hubungan
antara perompakan dengan terorisme modern yang diketahui dan banyak yang
berpendapat bahwa perompakan tersebut merupakan aksi protes untuk pemerintah
supaya bisa mendapatkan keuntungan. Apapun bentuk perompakan akan berpengaruh
pada ekonomi, social, politik dan pariwisata bagi Negara di sekitarnya.
Karena
kurangnya minat masyarakat dalam pencegahan perompakan, maka artikel ini menjadi sebuah motivasi bagi
masyarakat luas untuk mencegah perompakan khususnya yang ada di Selat Malaka.
Selama ini
Amerika Serikat telah memperlihatkan keinginannya untuk melindungi Selat Malaka
karena pertahanan dari Negara-negara pesisir yang lemah. Hal ini merupakan
gerakan non koalisi antara Amerika dengan negara pesisir, yang telah melindungi
Selat Malaka seperti Indonesia, Malaysia dan Singapura. Salah satu program dari
Amerika tersebut adalah “Eyes in The Sky”
yang merupakan kombinasi dari patrol laut dan udara untuk mencegah perompakan
dan penembakan bersenjata di laut.
Daftar Pustaka
Dela Pena, Joyce. Maritime Crime in the Strait of Malacca:
Balancing Regional and Extra-Regional
Concerns. Stanford Journal of International Relations. 2009.